Tipe-Tipe Ekosistem
Tipe-Tipe Ekosistem
Di muka bumi terdapat
bermacam-macam tipe ekosistem. Namun secara garis besar, ekosistem
dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1) Ekosistem darat
Ekosistem darat dibedakan berdasarkan
iklim dan vegetasi dominan wilayah tersebut
menjadi beberapa bioma. Meskipun batas wilayah penyebaran
bioma-bioma di muka bumi tidak terlalu jelas, namun berdasarkan vegetasi
tumbuhan dominannya dapat
dibedakan menjadi:
a) Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di bumi bagian utara, yaitu di kutub utara yang memiliki curah hujan yang rendah. Oleh karena itu, hutan tidak dapat berkembang di daerah ini. Produsen utama di bioma ini adalah lichens dan lumut karena pada musim dingin, air dalam tanah dingin dan membeku sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh besar. Binatang yang dapat ditemui di bioma ini antara lain beruang kutub, reindeer (rusa kutub), serigala, dan burung-burung yang bermigrasi ketika musim-musim tertentu.
Gambar Bioma Tundra Sumber: https://www.kibrispdr.org/gambar-ekosistem-tundra.html |
b)
Bioma Taiga
Bioma taiga merupakan bioma
terluas di bumi, oleh akrena itu bioma ini sering dikenal sebagai hutan
konifer. Bioma ini memiliki curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm per tahun.
Daerah ini sangat basah karena penguapan yang rendah. Tanah di bioma taiga
bersifat asam.
Bioma taiga terdapat di daerah yang beriklim sedang, dengan curah hujan sekitar 100 cm per tahun. Terdapat di Amerika bagian utara dan selatan, eropa bagian barat, dan Asia bagian timur.
Tumbuhan yang hidup di bioma taiga umumnya konifer dan pinus. Hewan yang hidup di bioma ini diantaranya adalah rusa, beruang hitam, salamander, dan tupai.
Gambar Bioma Taiga Sumber: https://cutewallpaper.org/21/boreal-forest-wallpaper/view-page-21.html |
c) Bioma Hutan Hujan Tropis
Bioma hutan hujan tropis terdapat di Kawasan garis khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia. Hutan hujan tropis memiliki temperatur dengan kisaran 25ºC per tahun dan curah hujan tinggi sekitar 200 cm per tahun. Tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma ini paling beragam dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma-bioma lainnya. Tumbuhan yang khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek. Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan, dan orangutan.
Gambar Bioma Hutan Hujan Tropis Sumber: https://holdenfg.org/resources/tropical-rainforests-of-costa-rica-and-deciduous-forests-of-northeast-ohio/ |
d) Bioma Savana (Padang Rumput)
Bioma savana (padang rumput) terdapat di wilayah beriklim sedang sampai tropis dengan curah hujan 25 cm sampai 75 cm per tahun. Tumbuhan yang dominan di bioma ini adalah rumput. Hewan yang hidup di bioma ini adalah hewan-hewan yang bisa bertahan di kondisi padang rumput, di antaranya adalah kuda, jerapah, dan singa. Di Indonesia bioma savana dapat ditemukan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Gambar Bioma Savana Sumber: https://www-elespanol-com.nproxy.org/curiosidades/paises/parques-naturales-mas-importantes-mundo-espacios-protegidos-patrimonio-humanidad/557695390_0.html |
e) Bioma Gurun
Bioma gurun terdapat di Asia, Afrika, India, Amerika, dan Australia. Tanah yang tandus dan kandungan air yang sangat rendah membuat tumbuhan dan hewan-hewan tertentu saja yang dapat bertahan di gurun di antaranya kaktus, sedangkan hewan yang dapat bertahan hidup di gurun di antaranya adalah unta dan ular.
Gambar Bioma Gurun Sumber: https://mobillegends.net/bioma-gurun-pengertian-proses-ciri-jenis-dan-contohnya |
f) Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang dan tersebar di Amerika Timur, Eropa Tengah, dan Asia Timur. Bioma ini memiliki ciri-ciri suhu yang sangat rendah pada musim dingin dan sangat panas pada musim panas (-30ºC hingga 30ºC). curah hujan tinggi dan merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan daunnya pada saat musim panas (pada hutan gugur daerah tropis) dan pada saat musim dingi (pada hutan gugur iklim sedang). Hewan yang hidup di bioma ini antara lain tikus, beruang, bajing, dan burung. Beberapa hewan pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama musim dingin dan terlebih dahulu mengonsumsi banyak makanan.
Gambar Bioma Hutan Gugur Sumber: https://goldwallpapers.com/main/4407-autumn-pics.html |
2) Ekosistem perairan
Ekosistem perairan terbagi menjadi
dua, yaitu ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut. Pembagian ini
berdasarkan perbedaan fisik dan kimiawi yang memengaruhi komunitas perairan tersebut. Bioma air tawar umumnya
memiliki konsentrasi garam kurang dari 1%, sedangkan bioma laut
umumnya memiliki konsentrasi garam 3%.
a)
Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar umumnya dibagi
menjadi dua kelompok yaitu lentik dan lotik. Lentik merupakan
habitat air yang tidak terdapat arus air yang mengalir terus, contohnya danau.
Adapun lotik adalah habitat yang mengalir, contohnya sungai.
Danau memiliki ciri khas
air yang tenang sehingga kondisi biotik dan abiotiknya
relatif stabil. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari memungkinkan terjadinya fotosintesis disebut
daerah fotik. Adapun daerah yang tidak dapat ditembus
oleh cahaya matahari
disebut daerah afotik.
Pada
umumnya, danau memiliki tiga zona, yaitu zona
litoral, zona limnetik, dan zona profundal. Zona
litoral merupakan daerah dangkal
berdekatan dengan tepi danau dan dapat ditembus cahaya
dengan optimal. Tumbuhan yang berakar
dan alga yang mengapung merupakan ciri-ciri zona litoral.
Zona limnetik merupakan daerah yang jauh dari tepi danau, namun masih dapat ditembus cahaya. Pada zona ini, fitoplankton dan tumbuhan yang berfotosintesis menyediakan makanan bagi zooplankton, ikan-ikan, dan hewan lainnya.
Zona profundal merupakan daerah yang tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari (afotik). Pada zona ini hidup predator heterotrof dan bentos (hidup di dasar air) yang mendekomposisi (menguraikan) limbah-limbah organik. Selain itu, pada zona profundal terdapat banyak bakteri dan makhluk hidup lain yang dapat hidup secara anaerob.
Gambar Pembagian zona pada ekosistem danau Sumber: https://mabelakita.blogspot.com/2017/06/macam-macam-ekosistem.html |
Sungai merupakan air yang mengalir searah dari hulu
menuju hilir. Aliran
air yang konstan,
mengikis tanah dan membentuk habitat
unik yang menjadi penunjang
kehidupan beberapa organisme. Selan itu,
aliran sungai memengaruhi penumpukan sedimen, suplai oksigen, dan nutrisi.
Kecepatan aliran sungai dapat berbeda-beda pada beberapa titik. Gesekan pada dinding dan dasar sungai mengurangi kecepatan arus sehingga alga dapat menempel pada permukaan bebatuan, akar tanaman dapat menancap, dan hewan dapat hidup di dasar sungai tanpa terbawa arus.
b) Ekosistem laut
Ekosistem laut biasa juga dinamakan sebagai ekosistem bahari. Ekosistem bahari merupakan ekosistem paling luas di permukaan bumi. Lebih dari dua pertiga bagian bumi ini merupakan ekosistem laut. Ekosistem ini meliputi ekosistem perairan laut dalam, ekosistem perairan laut dangkal (litoral), dan ekosistem daerah pasang surut
1.
Ekosistem perairan laut dalam
Ekosistem ini memiliki ciri spesifik, yaitu tidak terjangkau oleh sinar matahari. Akibatnya, di ekosistem ini tidak ditemukan organisme fotoautotrof.
Di dalam ekosistem perairan laut dalam, jumlah detritivora (pengurai), karnivora (pemakan daging), dan saprofor (pemakan sampah) sangat melimpah. Oleh karena keadaannya yang gelap, banyak di antara jenisnya dilengkapi dengan organ yang bercahaya. Keterangan mengenai ekosistem ini belum begitu lengkap akibat kendala medan yang sulit diteliti. Penelitian tentang ekosistem ini memerlukan alat berat yang dapat menahan tekanan air yang besar.
2. Ekosistem perairan laut langkal
Ekosistem ini disebut juga ekosistem litoral. Ekosistem ini berada di daerah pantai yang tergenang air laut, kecuali pada saat air surut. Daerahnya terbuka dan relatif tidak terpengaruh oleh air sungai besar karena memiliki jarak yang cukup jauh. Ekosistem ini banyak ditemukan di pantai utara Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sulawesi. Komunitas di daerah ini didominasi beberapa macam ganggang, misalnya Sargassum. Ekosistem perairan dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa subekosistem, antara lain ekosistem terumbu karang, pantai batu, dan pantai lumpur.
3. Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terbentuk di daerah perairan jernih, yaitu hasil aktivitas organisme hewan berongga (Cnidaria). Ekosistem ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena di dalamnya terdapat bermacam-macam ikan, udang, dan hewan laut lainnya. Ekosistem ini banyak terdapat di perairan Nusa Tenggara dan Maluku.
Gambar Ekosistem terumbu karang sering dijadikan sebagai objek wisata Sumber: https://kumparan.com/anggi-aulia-1607912040005609830/wisata-bahari-dari-perspektif-oseanografi-1umFoxXhIqa |
4. Ekosistem pantai batu
Ekosistem ini didominasi batuan yang umumnya berukuran besar dan keras hasil penyatuan (konglomerasi) batu-batu kecil dengan tanah liat dan kapur. Bebatuan tersebut dapat pula terbentuk dari bongkahan batu granit yang besar. Biasanya, ekosistem pantai batu banyak terdapat di pesisir pantai yang berbukit, seperti pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Vegetasi yang dominan antara lain Eucheuma dan Sargassum.
5. Ekosistem pantai lumpur
Ekosistem pantai lumpur terdapat di muara sungai yang menjorok ke laut dengan bentangan yang cukup luas. Ekosistem seperti ini banyak ditemukan di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Komunitas pionir yang berkembang di komunitas ini, di antaranya api-api (Avicennia), bakau (Sonneratia), dan beberapa rumput laut seperti Enhalus acoroides. Ekosistem ini memiliki tipe estuaria atau muara sungai dan menjadi habitat ikan gelodok.
Komentar